Jumat, 06 Mei 2011

i don`t know



I don’t know …      
what will happen tomorrow
jagalah orang yang kamu sayang karena kamu baru akan merasa kehilangannya setelah dia pergi……selamanya







Created by: Dewi Ayuningtyas
Class : X1
~~~~
“Ciyeee kaka,yang sekarang statusnya jadi tunangannya ka Dion. Asikaaaaaaaaaaan. Pagi-pagi udah senyum-senyum terus”
“Apaan sih kamu dek,biasa aja deh perasaan. Yaudah ya kaka balik ke bandung dulu. Minggu depan kaka ada ujian nih”
“Oke ka,hati hati dijalan ya”
“Iya Icha adik ku sayaaaaaaaaaaaaaaang”
Ya, itulah percakapan aku dengan kaka ku,yang tak ku sangka menjadi percakapan terakhir ku dengannya. Aku sendiri bernama Icha,dan kaka ku bernama Ine. Dia seorang mahasiswi di Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta,dia cantik,tinggi,putih,pintar,dan supel. Cowo mana yang tak tertarik dengannya. Tak heran teman kaka ku banyak,terutama kaum adam. Kaka ku pun sering bercerita kepada ku tentang apa yang dialaminya. Karena itu hubungan kami berdua sangatlah dekat sekali.
 Masalah ini diawali dengan pertemuan ka Ine dengan teman baru di kampusnya, namanya Rian. Awalnya hubungan mereka biasa-biasa saja dan tidak ada yang special,ya layaknya teman biasa. Namun dibalik semua itu, Rian menaruh hati pada ka Ine,ya Rian suka dengannya. Dan Rian pun pernah mengutarakan perasaannya kepada ka Ine,tentulah kaka ku menolaknya karna dia sendiri pun telah memiliki status dengan Dion,pacarnya. Kaka ku sudah berusaha menolak dengan sehalus mungkin agar Rian tidak merasa sakit hati ataupun tersinggung,namun tak disangka,wajah Rian pun sentak berubah menjadi merah,bukan malu melainkan geram dengan jawaban kaka ku,matanya pun merah menyala bagaikan mata banteng yang hendak menyeruduk lawannya. Rian pun pergi meninggalkan kaka ku tanpa sepatah kata pun yang terucap dari bibirnya. Kaka ku tidak menceritakan hal ini ke Dion, karna menurutnya dia masih bisa mengatasi masalah ini sendiri.
Esoknya Rian bersikap seperti biasa lagi,tetapi kali ini dia lebih mencari simpatik dari ka Ine. Dia berusaha menjadi orang yang paling dekat dengan ka Ine,kemana pun kaka ku pergi dia selalu menemani,tapi mungkin lebih tepatnya selalu mengikuti kaka ku,bahkan sering menawarkan diri untuk mengantar kaka ku pulang ke rumah. Siapa yang tidak risih kalau selalu diikuti seperti itu,rasanya seperti punya bodyguard. Begitupun seterusnya, tiap hari tiap jam tiap menit tiap detik selalu ada Rian berdiri di sampingnya. Ternyata Rian tak pantang menyarah, berulang kali dia menyatakan perasaanya kepada kaka ku, dan berulang kali dia di tolak, dan berulang kali juga dia marah setelah itu dan berulan kali juga dia bersikap baik lagi keesokan harinya. Bahkan Rian pun sudah mulai berani merangkul kaka ku dan menggandeng tangannya. Kaka ku sudah mulai semakin resah dengan sikap Rian, dan akhirnya pun dia menceritakannya ke Dion.
“kenapa kamu baru cerita sekarang Ine?”
“maaf sebelumnya, tapi waktu itu aku merasa aku bisa menyelesaikan masalah ini sendiri,dan aku sama sekali engga menyangka semuanya jadi kaya gini”
Tiba-tiba Dion menunduk  dan menghela nafas panjang
“yasudahlah yang lalu biarlah berlalu,oke mulai sekarang aku yang akan antar jemput kamu”
“tapi kamu kan juga harus  kerja Dion”
“kamu engga perlu khawatir,aku bisa mengantar mu kuliah dulu,baru berangkat ke kantor. Dan untuk jemput kamu,aku bisa izin sebentar kepada bos ku,yah dengan gantinya mungkin aku harus pulang lebih malam”
“Dion….”
 Siapa yang tidak marah kalau pacarnya diperlakukan seperti itu,tapi untungnya Dion masih bisa bersikap dewasa,dia tau dia tidak boleh emosi apalagi bersikap anarkis,karena jika hal itu terjadi hanya menambah beban pacarnya saja,Ine. Esoknya Dion mulai mengantar jemput setiap hari,ya dia menyisihkan waktunya untuk antar jemput kaka ku,meskipun kantornya beda arah dengan kaka ku. Melihat kaka ku selalu diantar jemput Dion,Rian pun geram dan memang hal itu membuat Rian menjauhi kaka ku. Namun dibalik semua itu Rian menyimpan dendam dengan ka Ine. Kaka ku merasa selalu ada yang memperhatikannya secara diam-diam entah siapa itu. Sejak saat itu juga,kaka ku sering mendapat telepon dan sms dari orang yang tak dikenal yang berupa ancaman. Dan nekatnya orang itu juga sering menghubungi telepon rumah juga. Dan hal itu membuat dia tidak nyaman dan konsen dalam kuliahnya.
 Kaka ku pun akhirnya menceritakan hal itu pada ibu dan ayah. Karena selama ini dia hanya bercerita pada ku dan Dion. Akhirnya orang tua ku memutuskan kalau akan memindahkan kuliah kaka ku di Bandung,jika memang itu yang terbaik,dan sementara tinggal bersama nenek disana. Ine setuju dengan keputusan orang tuanya tersebut,dan Dion pun setuju karena bagaimana juga itu demi kebaikan Ine,meskipun mereka harus terpisah jarak. Dan Ine pun sengaja mengganti nomor handphonenya agar Rian tidak bisa menghubunginya lagi.
Seminggu kemudian,kaka ku sudah bisa berkuliah di tempatnya yang baru. Ya,memang untuk beberapa hari dia merasa lebih tenang berada disana. Tanpa Rian lagi yang selalu mengikutinya layaknya di Jakarta. Namun selama kaka ku di Bandung,aku yang di rumah masih selalu mendapat telepon misterius bahkan suatu ketika aku mendapat kiriman tanpa pengirim yang jelas,setelah aku buka,aku kaget bukan main yang ternyata didalamnya adalah sebuah boneka yang dilumuri darah. Aku pun langsung memberi tau orang tua ku dan ka Dion,yang kebetulan ka Dion lagi mampir ke rumah,sekalian membahas tentang pertunangan kaka ku dengan nya yang akan dilaksanakan sebentar lagi. Dion pun langsung menghubungi kaka ku Ine.
“halo ine? Kamu engga apa-apa kan disana?” Tanya Dion khawatir
“loh loh kamu kenapa sih?orang aku baik-baik aja” jawab kaka ku bingung
“Ine, ini ibu nak, kamu sehat toh disana?”
“ibu, iya bu ine sehat. Kalian kenapa,ada apa?”
“syukurlah nak, biar Dion yang menjelaskan”
Setelah panjang lebar Dion menjelaskan tentang kiriman itu, Ine hanya bisa menghela nafas.
“ya Allah, cobaan apa lagi ini”jawab ine
“ine, ini ayah. Ayah minta kamu tetap tenang disana jangan sampai berita ini mengganggu konsen belajar mu ya nak. Tetap hati-hati dengan siapa pun ya”
“iya yah”
Engga berapa lama setelah mendapat kabar dari rumah, kaka ku menerima sms.
Ine syng ternyata km skrg di bandung y,dan tinggal di daerah dago,kmn pun km pergi aku slalu mengikuti mu ine,jgn coba lari dr aku!
Ine pun kaget bukan main,dia merasa semakin ketakutan di tambah  lagi dengan kiriman boneka itu. Lagi-lagi dia tidak ingin memberi  tau tentang sms itu ke siapapun,karena dia tak ingin membuat orang di sekitarnya merasa khawatir,dia mencoba tenang. Tanpa disangka, esok harinya, kaka ku bertemu Rian di kampus baru kaka ku itu, namun kaka ku langsung menghindar. Rian pun berteriak
“jangan harap kamu bisa lari dari aku Ine!”
Ya,ternyata selama ini Rian masih mengikuti kaka ku.
Dua minggu kemudian
Hari ini, hari pertunangan kaka ku dengan ka Dion. Wajah mereka berdua terlihat bahagia sekali. Malamnya,setelah acara pertunangan itu selesai,kaka ku pun lagi-lagi mendapat sms
Kl aku g bs mlikin km,lbh baik g ada 1 orgpun jg yg bs milikin km! camkan itu!
Kaka ku berusaha mengabaikan sms itu dan langsung menghapusnya. Tibalah besok saatnya kaka ku kembali  ke Bandung. Namun kali ini,Dion hanya bisa mengantarkannya sampai terminal saja,karna ada meeting yang tidak bisa di undur, kaka ku pun memakluminya.
Pagi itu aku melihat wajah kaka ku yang tidak seperti biasanya, wajahnya sumringah sekali. Aku pun meledeknya
“Ciyeee kaka ,yang sekarang statusnya jadi tunangannya ka Dion. Asikaaaaaaaaaaan. Pagi-pagi udah senyum-senyum terus”
“Apaan sih kamu dek,biasa aja deh perasaan. Yaudah ya kaka balik ke bandung dulu. Minggu depan kaka ada ujian”
“Oke ka,hati hati dijalan ya”
“Iya Icha adik ku sayaaaaaaaaaaaaaaang”
“yaudah ya icha, ka Dion sama kaka mu ini berangkat dulu” timpal ka Dion
Sesampainya di terminal
“maafin aku ya ine,aku ga bisa nganter kamu sampai bandung”
“engga masalah Dion,aku ngerti kok. Yaudah aku naik ke bis dulu ya sepertinya sudah siap berangkat,untung ga telat”
“iya, sekali lagi kamu hati-hati ya”
“iya”
Beberapa jam kemudian
Sampai akhirnya aku,ibu,ayah dan ka Dion mendengar berita bahwa kaka ku dikabarkan menjadi korban pembunuhan dalam perjalanan menuju Bandung. Langsung saja kita meluncur ke rumah sakit dimana tempat kaka ku berada. Ibu ku tak henti-hentinya menangis menyebut nama kaka ku,ayah ku hanya bisa menenangkan ibu ku walau hatinya pun menangis. Lain halnya dengan ka Dion, dia hanya diam membisu menatap lurus dengan pandangan kosong,ya aku tau mungkin dia shock. Sesampainya di rumah sakit,aku beserta keluarga ku menuju kamar jenazah,disana aku lihat kaka ku berbaring tanpa nyawa. Kata pihak tim forensik, terdapat 25 luka tusukan, 16 bagian depan dan 9 bagian belakang.
Selama perjalanan kaka ku terlihat tenang. Namun tiba-tiba naiklah seorang lelaki bertubuh tegap dan kekar membawa tas di punggungnya dan menggunakan masker yang duduk tepat di belakang bangku kaka ku duduk,kebetulan disitu kosong. Perjalanan sudah hampir setengah jalan, tiba-tiba lelaki itu menusuk kaka ku dengan pisau dari arah belakang, tentu kaka ku tidak dapat mengelaknya,berkali kali pisau itu di tancapkannya di tubuh kaka ku, semua penumpang ingin menolong kaka ku, namun apa daya mereka juga di ancam oleh pisau itu yang telah berlumuran darah,tiba-tiba terdengar bunyi tembakan. Ya kaki lelaki itu di tembak oleh seorang penumpang yang ternyata adalah seorang polisi. Langsung saja polisi itu mengamankan lelaki itu. Kaka ku  yang sudah bersimbah darah dan segera di bawa ke rumah sakit, namun kaka ku meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit karena kehabisan banyak darah,ya itulah cerita salah seorang saksi yang mengantar kaka ku ke rumah sakit. Dan ternyata setelah di periksa oleh polisi, lelaki itu adalah Rian,dia di hukum 8 tahun penjara.
1 tahun setelah kematian kaka ku,ka Dion masih juga sendiri,dia belum mempunyai pengganti kaka ku,dia masih terlihat murung,dia pun juga masih sering main ke rumah sekedar bercengkrama dengan aku dan orang tua ku. Setiap sabtu dan minggu dia menginap di rumah ku,dan tidur di kamar almarhumah kaka ku,ya itu kegiatan rutin yang selalu dilakukannya tiap minggu,mungkin untuk melepas rasa rindunya.
Suatu saat aku menemukan secarik kertas di kamar kaka ku,yang aku tebak itu tulisan tangan ka Dion
Andai aku tau apa yang akan terjadi, andai waktu itu aku membatalkan meeting ku dan mengantarmu sampai ke Bandung, mungkin hal itu tidak pernah terjadi dan mungkin saat ini kamu masih ada disini,,,,, disampingku…
~~~~
Tugas Bahasa Indonesia " membuat cerpen" , terinspirasi dari pengalaman nyata seorang Tante dari Yudhitia Rakhmadita yang kejadiannya kira-kira 10 tahun yang lalu.

http://www.dewiayuningtyas.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar